Friday, June 1, 2018

Semoga kau kaya dengan utang

Surat terbuka untuk mantan temanku.

Bersamaan surat ini dipublikasikan kau harus menyadari bahwa saat itu pula kesabaranku telah habis, sudah terhitung 1 bulan sejak terakhir kali kau menjanjikanku untuk mengembalikan uang yang kau pinjam saat itu.
Saat kau terdesak karena saat pulang bersamaku, kau harus membayar jauh lebih banyak karena barang bawaanmu over bagasi, perlu kau tahu saat itu akupun bukan orang yang sedang banyak uang.
Aku menarik semua saldo yang tersisa dalam rekening dan terpaksa harus mengosongkan isi dompetku karena ingin membantumu, tidak terbayang apa yang akan terjadi padamu dan barang bawaanmu yang banyak itu jika saat itu aku masa bodoh untuk membantumu.

 bukan karena tidak butuh, aku membantumu semata-mata karena aku sudah menganggapmu teman dan aku percaya bahwa kau pasti akan mengembalikannya sesampaimu di kampung halaman. Walaupun aku sendiri hampir saja tidak bisa membayar mobil yang mengantarku sampai ke bombana, untungnya aku dibantu oleh pamanku yang berbaik hati menjemputku dan membayarkan sisa ongkos ke sopir tersebut.

Kau tahu teman, aku beberapa kali memang sebal kepadamu sejak masa kuliah karena kau sering sekali meminjam uang kepadaku dan teman2 lain namun selalu lama mengembalikannya, tapi tak pernah terlintas di benakku bahwa kaupun akan berkhianat pada janjimu hanya karena uang segitu, karena uang segitu kau korbankan pertemanan kita bertahun-tahun dan kepercayaanku, ini bukan hanya seputar uang. Andai saja kau bisa berada diposisiku, dibohongi teman itu jauh lebih sakit daripada kehilangan uang.

Teringat saat itu tanggal 1 mei kita pulang bersama dari semarang, lalu kau menjanjikan akan membayar setibamu di kampung, esok harinya akupun menagihmu, lalu kau bilang nanti tanggal 15, karena bapakmu belum gajian, tanggal 15 sampai akhirnya aku berpindah ke Tangerang kau janii akan membayarnya sore hari, dan lagi saat aku hendak menangihnya kau lagi-lagi acuh pada sms, chat dan telponku seolah aku tidak pernah menghubungimu, sampai akhirnya ibumu mengangkat telponku, diapun menjanjikan akan membayarnya seminggu lagi, seminggu berlalu kaupun masih tetap sama mengacuhkan semua sms dan telponku
sampai aku menyindirmu dengan status kau lalu menjanjikan lagi minggu depan lagi, begitu seterusnya sampai bulan mei terlewati hanya dengan janji-janjimu.

Kau tau kawan apa yang paling sakit dari semua ini? Yaitu saat kau memaksaku menjadi pengemis untuk uangku sendiri, kau menganggap enteng disaat menahan hak orang lain. kau mungkin bisa hidup tenang sekarang karena kau tinggal bersama ibu bapakmu di rumahmu yang kapanpun kau bisa makan jika kau mau, tidak sepertiku yang hampir sebulan tinggal di kota ini, yang hanya bisa makan jika aku mengeluarkan uang dulu.

Perlu kau tahu, jika saat ini aku berhenti menghubungimu, bukan berarti aku sudah mengikhlaskan uang itu, tapi karena aku sudah muak menjadi pengemis untuk hakku sendiri, dan muak mendengar janjimu. Semoga kau kaya dengan uang 300ribu itu kawan, bersenang-senanglah sepuasmu karena kita akan bertemu di pengadilan yang paling adil, yaitu di hari akhir, tempat dimana utang tidak lagi dibayar dengan mata uang. Melainkan dengan pahala yang kau kumpulkan selama hidupmu.

Selamat tinggal

Apa esensi Trend photo studio?

Sumpah sebentar lagi, permintaan ngajak foto bareng di studio pun ikut melonjak, terhitung sudah 3 kelompok yang nodong ngajak foto bareng, mulai dari kelompok Anak Cerdas sultraku, kelompok Hmj, sampai kelompok anak kost.

Lama ku merenung, apa cuma aku yang ga ngerti esensi foto di studio yang sedang ngetrend akhir-akhir ini? Aku melihatnya tidak lebih dari sekedar tren, kekinian yang hanya akan berakhir dalam timeline Instagram sembari diberi caption quotes mainstream.

Padahal jika mau realistis ini bukan pertama kali kita ngumpul bersama lalu berfoto, kenapa harus mengulang foto di setiap momentum tertentu? Dan yang lebih penting kalau memang mau mengabadikan momen kenapa harus foto studio?
I am sorry if i look to think too negative, but to me those are just cliche.

I bet In the 5 or 10 years nobody wil care who was the person in the picture,

Nothing but wasting time and money.